Banyaknya kasus kebocoran data pribadi di dunia digital yang terjadi akhir-akhir ini menunjukkan bagaimana pengelolaan data pribadi di Indonesia menjadi hal yang harus diperhatikan.
Permasalahan ini menjadi topik hangat yang dibahas dalam seminar Universitas Indo Global Mandiri (IGM) bersama Kredivo, 21 Oktober 2022 kemarin.
Pengamat IT sekaligus Chief Digital Forensic Indonesia, Ruby Alamsyah, kebocoran data terjadi karena dua kemungkinan, kebocoran dari pihak aplikasi dan juga pihak pengguna. Oleh karena itu, inisiatif mengamankan akun harus datang dari dua pihak. Selain pihak aplikasi, pengguna juga berkewajiban mengamankan data dan akunnya.
Dalam seminar edukasi tersebut merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran mata kuliah Praktikum Kewirausahaan dan SIstem Informasi yang saya Ampuh di Prodi Sistem Informasi. Sejumlah narasumber berkompeten dihadirkan, yakni Wakil Rektor II Universitas Indo Global Mandiri, John Roni Coyanda, Director of External Affairs Kredivo, Andy N Gultom dan IT Konsultan, Johan Wijaya Kusuma.
Wakil Rektor II Universitas Indo Global Mandiri, John Roni Coyanda mengatakan, seminar Generasi Djempolan kali ini akan lebih berfokus untuk membahas tentang bagaimana masyarakat sebagai pengguna aplikasi digital, menjaga data dan akun pribadi agar tidak disalahgunakan.
“Generasi muda diharap mampu mengantisipasi untuk meningkatkan pengamanannya. Jangan terlalu sering memberikan data ke dunia maya,†kata dia.
Menurutnya, dengan seminar ini dapat menginspirasi dan mengedukasi kepada mahasiswa, sehingga bisa menjadi bekal dalam beraktivitas di dunia digital; Menjadi ruang diskusi dan tempat bertukar pikiran dalam menjaga keamanan data dalam era digital; Melibatkan mahasiswa sebagai agent of change dalam mewujudkan ekosistem digital yang sehat.
“Peran mahasiswa sebagai generasi muda mampu mengedukasi lingkungan sekitarnya mengenai pentingnya keamanan data saat ini,†tegasnya.
Sementara, berdasarkan data perusahaan keamanan siber Surfshark, ada 1,04 juta akun yang mengalami kebocoran data pengguna di Indonesia selama kuartal II 2022, jumlah itu melonjak 143% dari kuartal I 2022 (quarter to quarter/qtq) yang sebanyak 430,1 ribu akun. Surfshark mencatat, setiap menitnya ada tiga akun yang mengalami kebocoran data di Indonesia selama Januari – Maret 2022. Jumlahnya meningkat menjadi delapan akun per menit pada April – Juni 2022. (andhiko tungga alam)